QoCWw23gI8EUDhTJmxS5QJMhjiKYFqyNZ5DreD0m

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Crossing the Ocean of Life - Renungan Keluaran 14:19-31

    Shalom semua!, sebelum kita memasuki pengertian firman Tuhan secara mendalam, apakah ada di antara kita yang cenderung sering putus asa atau terjebak pada diri sendiri? Misalnya, merasa UTBK itu sulit, ujian itu sulit, mencari sekolah itu sulit sehingga hanya berusaha seadanya saja sesuai dengan kemampuan itu untuk yang sekolah, untuk yang bekerja mungkin merasa mencari pekerjaan sulit, gagal berkali-kali, tidak berani mencoba hal baru lalu terhenti di situ-situ saja. Untuk yang dalam masa percintaan ada yang menyukai lalu ditolak menyerah, melihat pasangannya lebih kaya merasa tidak mampu, kalau orang Jawa bilang “yo ndak mampu aku”. Melihat orang yang kita suka sudah punya pacar, memang sih kalau itu harus menyerah jangan mengganggu hubungan orang. Jika teman-teman pernah atau sedang mengalami masa tersebut tidak apa-apa, itu wajar sebagai manusia. Yang menarik, ternyata itu juga dialami oleh bangsa Israel. Bangsa Israel pada waktu itu diselamatkan dengan keluar dari perbudakan Mesir tetapi mereka mengeluh dan bahkan mencaci Musa.

    Mari kita lihat dalam perikop yang sama ayat 12 “Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini”. Dengan demikian, mereka lebih memilih untuk tetap menjadi budak dan mati di Mesir daripada diselamatkan. Mereka mudah mundur dan memilih untuk terjebak atau bahkan menyerah ketika menghadapi tantangan. Keadaan kita saat ini dengan bangsa Israel ternyata tidak berbeda jauh. Banyak orang menyebutnya dengan Mental Tempe, istilah akademiknya adalah mentalitas kolonial. Bangsa Israel berada dalam perbudakan Mesir selama 430 tahun, sedangkan Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun (meskipun penelitian terbaru menyatakan bahwa Indonesia hanya dijajah sekitar 140 tahun). Namun meskipun demikian, itu merupakan periode yang panjang dan tanpa sadar mentalitas perbudakan itu masih tersimpan hingga kini. Mudah menyerah, patuh kepada atasan, terhenti di zona nyaman, enggan atau takut untuk berkembang, merupakan akibat dari perbudakan. Mentalitas kita masih terkekang sehingga lebih memilih untuk mencari yang aman-aman saja.

    Tuhan telah memberikan kita gambaran dari perbudakan zaman dahulu, yaitu kisah bangsa Israel ini. Tuhan telah memberikan teladan tetapi kita tidak mau belajar dan merenungkannya. Teks Alkitab ini ditulis bukan hanya untuk dibuat buku saja, disimpan di kamar, diletakkan di samping tempat tidur dan menjadi hiasan. Teks ini ditulis oleh para imam dengan harapan generasi berikutnya dapat belajar dari kisah yang telah dialami oleh bangsa Israel. Pada waktu itu, sahabat-sahabat, bangsa Israel diselamatkan oleh Allah dengan cara membelah laut, suatu mukjizat yang sangat luar biasa. Teks ini sebenarnya ingin memberitahu kepada kita bahwa “hey jangan menyerah dulu, lihatlah di depan Tuhan membuka jalan yang tidak masuk akal untuk kalian semua”. Tuhan memiliki rencana yang luar biasa dalam hidup kita. Jadi jangan menyerah dan terjebak dalam hidupmu sekarang, jangan seperti bangsa Israel yang memilih untuk tetap menjadi budak dan mati di bawah penindasan. Jangan takut untuk terus mencoba meskipun gagal.

    Menempuh samudra kehidupan, tentu tidak akan mudah, tidak akan gampang, pasti akan sulit. Kita tidak akan tahu kapan ada ombak, kapan pasang-surut, kapan ada hujan, kapan ada badai dan bahkan kita tidak tahu kapan ada tsunami. Takut? Ya, secara manusiawi kita akan takut, tetapi gentar? Tidak pernah!. Allah mampu membuka jalan bagi kita dan menghancurkan semua masalah kita dalam lautan, seperti halnya tentara Mesir yang ditenggelamkan dalam lautan dan Allah menyelamatkan kita. Pernahkah merasa sebenarnya tidak mampu melakukan sesuatu tetapi ternyata bisa. Mendadak dapat uang, mendadak dapat pekerjaan, mendadak acaranya sukses, mendadak nilainya bagus, mendadak masuk sekolah bagus. Itu semua adalah karya Allah yang tidak kelihatan, sebenarnya teman-teman sedang dibelahkan lautan yang luas oleh Allah sehingga teman-teman lancar, hanya saja kita kadang tidak sadar dan tidak bersyukur.

    Saya ingin berbagi sedikit tips untuk teman-teman semua, yaitu untuk berhenti mempersulit diri sendiri. Hidup ini sudah sulit, tidak perlu dipersulit lagi. Berhenti untuk mencintai diri sendiri secara berlebihan, berhenti untuk merasa menjadi orang yang paling tersakiti. Kamu memiliki kemampuan kok, kamu sebenarnya mampu melakukan segala hal. Yang menjadi masalah anak muda zaman sekarang itu kan sakitnya ga seberapa, hilingnya yang gak kira-kira. Kita hanya memerlukan disiplin dan konsisten saja.

    Jangan terpengaruh dengan masalah-masalah yang tidak penting, teman-teman, tetap fokus pada tujuan dan rencana Tuhan yang luar biasa dalam hidup teman-teman. Untuk yang bekerja: tidak perlu melakukan korupsi, kecurangan, atau hal-hal yang tidak serius, cukup fokus saja mencapai target maksimal Anda, kurangi keluhan, bersyukur atas apa yang sudah dimiliki dan Tuhan akan membuka jalan yang luar biasa. Untuk yang sekolah: tidak perlu mencontek, mengepak, atau curang, cukup belajar saja, baca buku yang banyak, kurangi bermain game, kurangi jalan-jalan. Untuk yang dalam masalah percintaan: jangan berbuat sembarangan dalam pacaran, tidak usah mengikuti standar-standar umum, standar-standar tiktok, berhati-hatilah yang baru pacaran, Tuhan memiliki rencana yang hebat untuk teman-teman semua.

    Tetaplah menjaga konsistensi aja, bangunlah hidup dengan hal-hal positif, baca Alkitab, baca teks yang banyak orang anggap membosankan itu, ingat para imam menulis ini untuk kita semua. Tidak perlu merasa paling tersakiti, tidak perlu menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain. Bangkitlah dan bersemangatlah untuk diri Anda sendiri, ucapkan “Aku bisa, aku bisa, dan aku bisa!”, dan Allah kelak pasti akan menolong kita, mendampingi kita, membelahkan lautan samudra kehidupan kita. Ingat teman-teman, disiplin, konsisten dan tetap setia, Allah pasti akan menolong kita, Allah memberkati kita, amin.