QoCWw23gI8EUDhTJmxS5QJMhjiKYFqyNZ5DreD0m

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Paradoks Waktu: Waktu tidak Pernah Berhenti! - Renungan Mazmur 90:12


Paradoks Waktu: Waktu tidak Pernah Berhenti!
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12)

    Waktu merupakan suatu fenomena yang unik dalam pengalaman manusia, beroperasi sebagai konstanta universal yang tidak terpengaruh oleh peristiwa subjektif. Namun, persepsi individu terhadap waktu dapat berfluktuasi secara signifikan, tergantung pada konteks emosional dan kegiatan yang dijalani. Saat individu terlibat dalam aktivitas yang memuaskan atau menyenangkan, waktu seringkali dirasakan berlalu dengan cepat, sebuah fenomena yang dikenal sebagai ‘time flies when you're having fun’. Sebaliknya, dalam situasi yang kurang menyenangkan, waktu dapat dirasakan berjalan dengan lambat, seolah-olah setiap detik menjadi lebih berat dan panjang.

    Ketika kebahagiaan dirasakan seperti layaknya pertemuan teman atau keluarga, pasti akan sangat disayangkan bila tiba waktunya untuk berpisah, seseorang pasti akan mengatakan: “wah waktu terasa cepat sekali, ingin rasanya waktu dihentikan dan menikmati waktu saat ini selamanya”. Demikian juga ketika persoalan berat datang dalam kehidupan, seseorang pasti akan ingin cepat-cepat melewati masa itu, namun waktu terasa lambat sekali. Sebuah fakta menarik, bahwa “waktu tidak pernah berhenti” dan setiap waktu pasti memiliki ujungnya. Dalam kondisi yang menyenangkan, waktu tidak pernah berhenti merupakan hal yang tidak diinginkan, namun dalam kondisi yang tidak menyenangkan, waktu tidak pernah berhenti merupakan sebuah keuntungan, dimana entah terasa cepat atau lambat, yang pasti akan tetap berjalan dan tidak akan pernah berhenti.

Disinilah paradoks waktu dirasakan, terkadang seseorang tidak ingin waktu berjalan terus karena kesenangan, namun waktu tidak pernah berhenti dan akan terus berjalan. Disisi lain, waktu akan terus berjalan merupakan keuntungan ketika menjalani hari dengan berat. 

    Dalam konteks ini, Mazmur 90:12 menawarkan perspektif yang bagus, mengajak kita untuk menghitung hari-hari kita sehingga kita dapat memperoleh hati yang bijaksana. Tidak peduli susah ataupun bahagia, cepat atau lambat. Ini mengimplikasikan pentingnya kesadaran akan sifat sementara dari waktu dan urgensi untuk menggunakan setiap momen dengan bijaksana. Dengan memahami bahwa setiap periode, baik yang menyenangkan maupun yang menantang, akan berakhir, kita dapat mengembangkan ketahanan emosional dan psikologis untuk menavigasi berbagai fase kehidupan.

    Bagi mereka yang merasa waktu berjalan sangat cepat karena menikmati suasana, Mazmur 90:12 ingin mengajak manusia agar bijaksana dalam memanfaatkan waktu yang singkat, sehingga tidak berlalu begitu saja. Bagi mereka yang merasa waktu berjalan sangat lambat, penting untuk diingat bahwa waktu terus bergerak maju, dan tidak pernah berhenti, dengan demikian setiap situasi yang tidak menyenangkan juga akan berlalu. Ini menawarkan kenyamanan dan harapan bahwa kesulitan saat ini tiidaklah permanen/selamanya. Dalam konteks kebahagiaan, akhir dari periode yang menyenangkan mungkin dirasakan dengan penyesalan, namun dalam konteks kesulitan, akhir dari periode tersebut seringkali disambut dengan kelegaan dan kepuasan.

    Oleh karena itu, refleksi ini bertujuan untuk memberikan penguatan bagi semua orang yang sedang mengalami periode yang menantang dan memberikan pengingat bagi mereka yang menikmati periode menyenangkan. Refleksi ini mengingatkan bahwa waktu adalah sekutu dalam perjalanan kehidupan, membawa kita melalui berbagai pengalaman untuk pertumbuhan dan pembelajaran. Naik turunnya emosi dalam paradoks waktu, perlu untuk disikapi dengan bijaksana. Dalam setiap akhir terdapat awal yang baru, dan dalam setiap awal, akan ada berbagai momen baik yang baru. Kiranya Tuhan menolong dan memampukan setiap orang dalam melewati berbagai masa dan waktu. Amin.